Senin, 06 Mei 2013

Demo Buruh 1 Mei 2013



            Hari Buruh atau biasa disebut May Day, yang jatuh pada tanggal 1 Mei setiap tahun, adalah sebuah gerakan politik. Gerakan politik yang disikapi berbeda di sejumlah negara pada awalnya bertujuan sebagai kampanye memperjuangkan hari kerja delapan jam. Ini adalah reaksi atas revolusi industri yang terjadi di Inggris dan menyebar ke Amerika Serikat dan Kanada.
Hari Buruh di berbagai belahan mana pun di dunia adalah gerakan politik yang dimotori kelompok sosialis dan komunis yang menjadi tren penting pada akhir abad ke-18. Sekarang May Day adalah hari libur panjang di China, dan negara komunis lainnya, seperti Vietnam ataupun Korea Utara (Korut). Anehnya, Indonesia yang secara teknis adalah negara antikomunis memberikan ”kado hari libur” pada Hari Buruh 1 Mei mendatang. Sebelumnya, ini adalah hari kerja biasa selama Orde Baru menihilkan sosialisme di bumi Indonesia.
Dalam perkembangannya sebagai gerakan politik, May Day menjadi perlambang perlawanan dalam berbagai aksi, termasuk ”Occupy Movement” di kawasan Eropa ataupun Amerika bagian utara. Gerakan ini muncul sebagai bentuk antikapitalisme akibat krisis keuangan tahun 2008 yang menyengsarakan rakyat jelata di sejumlah negara maju.
Yang menjadi pertanyaan adalah apakah antikapitalisme (sebagai semangat borjuasi sejak akhir abad ke-19) masih relevan di tengah globalisasi sekarang ini?
Ketika kemajuan teknologi komunikasi informasi mengisi keseluruhan kehidupan manusia di berbagai belahan dunia, pergolakan tatanan di dalam masyarakat tidak bisa lagi menghindar larinya modal investasi, pindahnya pabrik ke negara lain, dan sebagainya.
Ada beberapa faktor yang bisa menjelaskan, dan menjadi persoalan krusial, terutama di negara-negara Asia. Pertama, berbagai semangat antikapitalisme, termasuk Hari Buruh yang dijadikan tanda kebangkitannya, lebih bersifat politis ketimbang solusi mendasar atas permasalahan exploitation de l’homme par l’homme (penindasan manusia atas manusia lain).
Kedua, buruh dalam konteks pertumbuhan menjadi persaingan tidak hanya antarnegara, tetapi juga antarelite, ketika nepotisme dan kronisme atas nama demokrasi berlenggang lebih kuasa dari penegakan hukum. Ini terjadi di daratan China, Indonesia, India, dan sejumlah negara lainnya.
Sebagian dari kita hanya melanjutkan politik keluhan, meninggalkan masalah mendasar yang sampai sekarang tidak pernah tersentuh. Ketika para politisi dan buruh sepakat memberikan dukungan yang kuat bagi keterbukaan ekonomi atas nama pertumbuhan, seperti menghadapi persoalan resesi global, tidak pernah ada kesepakatan memadai, bahkan keinginan memberi makna pada perilaku politik yang lebih terbuka.
Ketiga, persoalan Asia dengan dinamika ekonomi fantastis di tengah resesi global adalah terbentuknya perangkap kelas pendapatan menengah, yang juga akan menyulitkan buruh dan pekerja lainnya. Ini terjadi ketika rasio investasi sangat rendah, pertumbuhan manufaktur yang melambat, terbatasnya diversifikasi industri, dan kondisi pasar buruh yang buruk.
Ini menjadi tantangan generasi kedua globalisasi abad ke-21 bagi kebanyakan negara Asia, melakukan berbagai pilihan sulit menentukan harga bahan bakar, upah buruh, membubungnya harga pasar, dan lainnya sebagai pilihan sulit mempertahankan transformasi kelangsungan pertumbuhan ekonomi. Semua ini akan sangat bergantung pada kualitas politik dan kepemimpinan di sejumlah negara Asia.

            Masih ingat dalam ingatan bahwa pada Awal Oktober 2012 yang lalu, puluhan ribu pekerja di Jabodetabek, membanjiri Jakarta; mereka membanjiri Jakarta dengan lautan manusia berorasi dan bernyanyi, serta berteriak. Mereka menuntut perubahan; perubahan dalam banyak hal yang mennyangkut hidup dan kehidupan sehari-hari.  Dan setelah itu, adakah perubahan yang berarti, sesuai dengan tuntutan dalam aksi-aksi tersebut;!? adakah yang terdengar!? adakah sesuatu yang merubah dan berubah, sehingga nampak serta terlihat!?
aksi-aksi pada masa itu, dan hari-hari sebelumnya, praktis belum merubah apa-apa; buruh atau pekerja masih seperti apa adanya, walaupun sudah ratusan atau ribuan kali melakukan demo, aksi, orasi, dan lain sebagainya. Lihat sja, sikon buruh di sekitar anda dan bandingkan dengan suplemen (di bawah), tentu bisa menilain sampai jauh mana aksi dan orasi buruh merubah keadaan, dan sikon itu.
Dengan demikian, pada tanggal 1 mei 2013 , ada dan terjadi aksi dan orasi buruh, dalam rangka Hari Buruh Sedunia; yang tuntutannya antara lain gaji (pokok) yang layak (sesuai UMR Regional) dan penghapusan sumber luar, agen tenaga kerja atau outsourrching, mungkin saja bisa berhasil; atau bahkan sia-sia atau menjaring angin.
Aksi dan orasi buruh pada hari ini, 1 Mei 2013, hanya mendapat janji dari pemerintah bahwa mulai 1 Mei 2014, dan seterusnya, dinyatakan sebagai Hari Libur Resmi. Namun itu bukan perubahan, tapi memang seharusnya. Oleh sebab itu, pada setiap aksi dan orasi buruh, terutama di Indonesia dan negara-negara berkembang, adakah mereka melihat, menuntut hak-haknya yang lebih esensi dari sekedar gaji dan perubahan gaji!?
Sekali lagi, lihat suplemen, ada hal-hal yang lebi dan sangat penting dari sekedar  gaji, outsourrching, dan hari libur resmi; hal-hal seperti itulah yang sepatutnya diperjuangkan oleh para buruh atau pun para pekerja lainnya. Berkaitan dengan itu, maka para para pemilik pekerjaan, pabrik, penguasa, dan pengusaha, seharusnya juga mampu merubah atau pun melihat ke dalam hidup dan kehidupan buruh - pekerja, karena mereka yang mempunyai andil besar pada sikon buruh yang termarginalkan.
            Aksi demonstrasi kaum buruh dalam rangka memperingati hari buruh internasional yang jatuh hari rabu tanggal 1 mei 2013 hingga sore masih berlangsung. Menuju sore hari, massa aksi demo terakumulasi di depan istana negara. Massa demo yang sejak pagi melakukan demo di beberapa titik di Jakarta seperti depan gedung DPR RI Senayan, kantor KPU, Kemenakertrans, Balaikota, dan Bunderan HI, bergerak menuju satu titik yakni depan istana. Akibatnya, massa pendemo di depan kantor presiden itu semakin menyemut. Masing-masing kelompok massa mengisi waktunya hingga habis waktu yang diperbolehkan berdemo yakni pukul 18.00 wib dengan mendengarkan orasi dari mobil komando mereka. Namun seperti demo-demo hari buruh tahun sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak berada di istana. SBY hari ini lebih memilih merayakan hari buruh dengan berkunjung ke Jawa Timur. Didampingi sejumlah menteri, di Jawa Timur SBY mengunjungi pabrik PT Maspion dan PT. Unilever Indonesia. Di depan para buruh pabrik itu, SBY menyampaikan bahwa hari libur nasional 1 Mei mulai berlaku tahun depan
            Puluhan elemen pekerja dan buruh yang terdiri dari organisasi buruh turun ke jalan di sejumlah titik di Jakarta, 1 Mei 2013. Dengan jumlah massa ratusan hingga ribuan, masing-masing organisasi buruh itu melakukan aksi unjuk rasa dalam rangka memperingati hari buruh internasional atau May Day. Beberapa organisasi buruh yang selama ini tidak pernah absen melakukan unjuk rasa seperti Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Serikat Pekerja Nasional (SPN), dan Federasi Serikat Buruh Indonesia (FSBI) menurunkan jumlah massa yang cukup banyak. Puluhan ribu massa buruh diperkirakan akan memenuhi beberapa titik di Jakarta seperti depan gedung DPR, Bunderan HI, dan Istana Negara. Pada siang hari menuju sore hari, massa buruh akan terkonsentrasi di depan istana. Beberapa elemen menuju istana dengan berjalan kaki dari Bunderan HI menyusuri Jl. Jenderal Sudirman dan MH Thamrin. Umumnya para buruh yang turun ke jalan kali ini tetap menuntut beberapa tuntutan seperti meningkatan kesejahteraan bagi kaum buruh, kepastian jaminan sosial dan penghapusan sistem outsourching atau sistem kerja kontrak yang dinilai oleh para buruh sangat merugikan pihak pekerja. Untuk pengamanan di depan istana negara yang merupakan titik temu aksi demonstrasi hari ini, sedikitnya 1.400 persenil keamanan diturunkan yang terdiri dari unsur Kepolisian dan TNI. Sebagian besar personel kemanan itu bersiaga di kawasan Monumen Nasional (Monas).
            Demonstrasi dalam rangka memperingati hari buruh internasional 1 Mei (may day) berlangsung meriah. Puluhan ribu massa para pekerja “menguasai” area mulai dari bundaran Hotel Indonesia, sepanjang jalan MH Thamrin hingga Istana Negara. Di saat ribuan massa dari berbagai elemen diantaranya Forum Solidaritas Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) melakukan aksi di depan Istana Negara, ribuan buruh dari berbagai elemen lainnya diantaranya Aliansi Buruh Menggugat (ABM) long march dari bundaran Hotel Indonesia (HI)  menuju Istana. Padahal pada saat yang bersamaan, sekitar seribuan massa pekerja juga masih melakukan aksi di bundarab HI. Massa tersebut sebagian mendengarkan orasi, sebagian lagi yang lainnya berkonvoi sambil mengitari air mancur HI dengan berkendaraan motor. Secara keseluruhan aksi memperingati hari buruh sedunia kali ini berlangsung lancar. Bahkan tidak kurang Mabes Polri yang disampaikan Kadiv Humas Mabes Polri Komjen Pol Edward Aritonang menyampaikan terimakasih kepada para buruh atas lancarnya pelaksanaan aksi yang kebetulan kersamaan dengan dimulainya sensus penduduk. Meski begitu, beberapa kericuhan sempat terjadi. Untuk itu Polisi mengamankan sejumlah pendemo. Dua pelaku yang diamankan di Mabes Polri berinisial UP dan KS. 2 orang yang ditahan polisi diduga sebagai provokator. 2 orang yang diamankan di Istana bukan berasal dari serikat pekerja. Kita masih kembangkan, seperti ada yang memukul petugas. Dua orang yang ditahan itu karena ikut melakukan pemukulan terhadap anggota Polisi, belakangan kemudian diketahui bukan anggota dari massa buruh. Sedang seorang lainnya yang diketahui dari Kapak, ditahan karena mengeluarkan kata-kata yang dianggap menghina orang lain.
            Kerugian akibat demonstrasi besar-besaran oleh para buruh di Jakarta ditaksir mencapai angka miliaran rupiah. Hal itu dikatakan Kepala Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Eddy Kuntadi saat dihubungi wartawan, Rabu (1/5/2013) petang. Eddy menyampaikan, berdasarkan pengalaman dari demonstrasi di Hari Buruh Sedunia atau May Day, para pelaku industri selalu mengalami kerugian dengan total mencapai ratusan miliar. Tak terkecuali untuk hari ini. Meski belum menghitung secara rinci, ia memprediksi jumlah kerugiannya akan berada di kisaran yang sama.
"Kerugian akibat demo pasti ada, terutama daerah industri yang semua buruhnya berdemo. Cukup besar, kira-kira ratusan miliar rupiah," kata Eddy.
Ia menegaskan, kerugian akibat demonstrasi buruh selalu berulang di setiap tahun. Pemicu utamanya adalah roda produksi yang terpaksa berhenti karena buruh turun ke jalan. Selain itu, lumpuhnya lalu lintas di beberapa ruas jalan Ibu Kota juga ikut memberi dampak tak langsung terhadap transportasi pendukung industri. "Kerugian dihitung materiil dan imateriil," ujarnya. Sejak Rabu pagi, ratusan ribu buruh bergerak menuju pusat Kota Jakarta. Unjuk rasa memperingati May Day selalu digelar setiap tahun. Sasaran demonstrasi adalah Gedung DPR-MPR, Bundaran Hotel Indonesia, Istana Negara, kantor-kantor kementerian, dan lainnya.
Beberapa hal yang menjadi tuntutan buruh adalah penerapan upah minimum provinsi 2013, penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, penghapusan sistem outsourcing, penolakan upah murah, dan penyelenggaraan jaminan sosial.
Selain diwarnai aksi copet, aksi buruh memperingati May Day di Surabaya, Rabu (1/5/2013), juga diwarnai aksi adu jotos antarsesama elemen buruh. Sembilan orang diamankan dalam kerusuhan itu.
Kerusuhan terjadi saat Rieke Dyah Pitaloka tengah berorasi di depan Gedung Negara Grahadi. Bahkan politisi PDI-P ini sempat menahan orasinya karena massa yang terlibat bentrok semakin meluas. Dua elemen buruh yang terlibat bentrok adalah Konfederasi Serikat Nasional (KSN) dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).
Pantauan Kompas.com, kerusuhan bermula saat massa FSPMI coba menerobos barisan KSN dan barisan massa Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Mariono, salah satu buruh dari elemen FSPMI, saat ditanya soal pemicu kerusuhan tidak dapat menjelaskan secara rinci.
''Biasa, Mas, karena semua buruh di sini dalam kondisi panas, hatinya juga panas,'' katanya.
Sementara itu, sembilan orang yang diamankan kini masih terus diperiksa oleh polisi di salah satu ruang di kompleks Gedung Negara Grahadi Surabaya. Tidak hanya diperiksa, mereka juga dites urine untuk mengetahui apakah mereka menggunakan narkoba saat unjuk rasa atau tidak.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi kado istimewa kepada para buruh pada peringatan hari buruh 1 Mei tahun ini. Mulai tahun depan, 1 mei akan jadi hari libur nasional.

Melongok kalender 2014, tanggal 1 Mei pada tahun depan bisa jadi terasa istimewa bagi sebagian orang karena jatuh pada hari Kamis. Artinya, hari Jumat menjadi "harpitnas" alias hari kejepit nasional. Ada potensi libur empat hari: Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Biasanya, masyarakat menggunakan hari-hari kejepit sebagai libur panjang akhir pekan. Jika Anda hendak merencanakan libur panjang, 1 Mei tahun depan bisa jadi salah satu waktu pilihan.
Sebelumnya, rencana menjadikan 1 Mei sebagai libur nasional disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika bertemu para pimpinan konfederasi dan serikat pekerja di Istana Negara, Jakarta, Senin.  Organisasi pekerja yang hadir di antaranya Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Konfederasi Aliansi Serikat Buruh Indonesia, Serikat Pekerja BUMN, dan Konfederasi Majelis Pekerja Buruh Indonesia.
"Beliau akan berikan kado istimewa yang sudah kami tunggu-tunggu lama sekali, akan jadikan 1 Mei sebagai hari libur nasional pada tahun-tahun berikutnya," kata Presiden KSPI Said Iqbal.
Perayaan Hari Buruh Sedunia diwarnai unjuk rasa di sejumlah titik di Jakarta. Namun, perayaan kali ini ternyata tak seramai tahun lalu. Pada Rabu (1/5/2013) siang, arus lalu lintas tol dalam kota yang biasanya selalu padat hari ini tampak lancar. Berdasarkan pantauan Kompas.com pada pukul 14.00, arus tol dalam kota dari arah Pancoran hingga di depan Kompleks Parlemen, Jakarta, lengang. Pada peringatan Hari Buruh Sedunia 2012, arus tol dalam kota menuju Grogol tertutup akibat diblokade buruh.
Saat ini, buruh yang berdemo di depan Kompleks Parlemen tersisa sekitar 100 orang. Sementara lainnya sudah bergerak menuju Mahkamah Konstitusi. Bisa jadi, unjuk rasa hari buruh di DPR tahun ini tak seramai tahun lalu karena Parlemen tengah memasuki masa reses. Lengangnya lalu lintas di ruas utama jalanan Jakarta juga terasa hingga masuk ke tol Bandara Soekarno-Hatta. Tidak terlihat antrean kendaraan di ruas jalan tersebut.
Jarak dari Pancoran menuju Bandara Soekarno-Hatta yang biasa ditempuh dalam waktu sekitar satu jam pun hanya memakan waktu 30 menit. Arus lalu lintas sebaliknya dari arah Grogol menuju Pancoran juga tampak lengang. Tak ayal, lengangnya kondisi tol dalam kota kali ini membuat sopir bus yang biasa mengangkut penumpang ke Bandara Soekarno-Hatta bersyukur.
"Aman. Lancar, tidak ada hambatan. Syukurlah," tukas Asep.
Selama di perjalanan, Asep tak henti-hentinya menelepon rekannya sesama sopir bus untuk menanyakan kondisi arus lalu lintas di sekitar bandara dan di depan DPR. Dua titik itu selama ini memang menjadi titik macet akibat luapan massa buruh.
"Kalau sudah buruh, biasanya mereka suka tutup jalan. Habislah sudah kalau itu. Yang sekarang sepertinya lebih tertib. Demo, sih, enggak apa-apa asal jangan tutup jalan saja," kata sang sopir, menjawab pertanyaan para penumpang yang cukup khawatir dengan kondisi jalan selama unjuk rasa berlangsung.
            Aksi unjuk rasa para buruh di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, tiba-tiba berubah menjadi panggung hiburan. Para buruh bernyanyi serta berjoget bersama untuk membangkitkan kembali semangat mereka sejak turun ke jalan pagi pada hari rabu (1/5/2013).
Orator menghentikan sejenak orasi-orasi yang mereka sampaikan sejak kedatangannya ke Istana. Mereka kemudian memutar lagu-lagu hits, seperti Gangnam Style dan Andeca-andeci. Sebagian buruh yang sudah beristirahat dan duduk-duduk langsung berdiri dan berjoget bersama.
Selang beberapa saat, lagu-lagu rakyat ciptaan musisi kondang Iwan Fals membahana di depan Istana. Tanpa disuruh, buruh pun turut menyanyikan lagu tersebut dengan lantang dan penuh penghayatan. Mereka lalu mengepalkan tangan mereka dan mengangkatnya tinggi-tinggi.
Suasana semakin mencair ketika ada saling balas pantun yang dilontarkan oleh buruh. Gelak tawa pun terpancar dari wajah mereka. Pada saat itu, bendera-bendera yang mereka bawa kembali berkibaran. Sementara itu, petugas keamanan yang tadinya terlihat serius memantau kondisi mulai menggerakan kakinya mengikuti iringi musik.
                Unjuk rasa peringatan Hari Buruh Sedunia, Rabu (1/5/2013), di Batam, Kepulauan Riau, diwarnai isu soal Pemilu 2014. Buruh menyinggung soal mengutus wakil ke parlemen.
Buruh kecewa dengan parlemen saat ini. Sebab, anggota legislatif dinilai tidak bisa membawa aspirasi buruh. "Mereka sibuk dengan urusan sendiri-sendiri. Kepentingan buruh tidak diperhatikan," ujar Syaiful Badri, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Batam.
Karena itu, buruh harus mendorong wakil mereka masuk parlemen. Calon anggota legislatif dari kalangan buruh diyakini akan lebih bisa membawa aspirasi buruh. "Jangan pilih anggota DPR yang sekarang. Mereka sudah gagal membawa mandat buruh. Semua aspirasi buruh harus diusahakan sendiri oleh buruh," ujarnya.
Syaiful mengajak buruh menyeleksi calon anggota legislatif yang berasal dari kalangan buruh. Mereka yang terbukti memperjuangan buruh layak dipilih.
            Pelaksanaan demo memperingati Hari Buruh se Dunia yang dilaksanakan secara serentak di tanah air, Rabu (1/5), yang secara umum berlangsung tertib, aman dan damai mendapatkan apresiasi dari Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada buruh yang merayakan 1 Mei dengan unjuk rasa yang berjalan lancar dan tertib,” kata Seskab Dipo Alam di Jakarta, Rabu (2/5) malam.
Seskab juga mengucapkan terima kasih kepada Polri yang memfasilitasi gerakan hari buruh itu dengan baik dan tanggung jawab, sehingga unjuk rasa itu berjalan sesuai dengan komunikasi yang konstruktif dua hari sebelum hari buruh ketika ketua-ketua serikat pekerja bertemu silaturahim dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, dan sejumlah menteri di Istana Negara.
Bahkan Seskab Dipo Alam menilai bahwa acara silaturahim Presiden dengan Serikat Pekerja sangat bagus, komunikatif dan konstruktif. Jauh berbeda dibanding dengan format ketika Presiden menerima pimpinan lintas-agama beberapa tahun lalu  di istana Negara.
“Pimpinan serikat pekerja jauh lebih santun, lebih membahas permasalahan buruh dengan jujur, dan nampak mau berkomunikasi dengan baik untuk kepentingan bersama. Lain dengan pimpinan lintas agama yang pernah datang meminta audiensi ke Presiden. Tetapi setelah diterima Presiden mereka  menuduh langsung bahwa Presiden sebagai “pembohong” yang dinyatakan dalam deklarasinya, dsbnya,” ungkap Seskab Dipo Alam.
Pernyataan Seskab Dipo Alam itu disampaikan menanggapi pelaksanaan unjuk rasa buruh yang berlangsung lancar, tertib, aman dan damai, Rabu (1/5) kemarin. Ratusan ribu buruh yang bergerak di Jakarta misalnya, termasuk yang melakukan aksinya di depan Gedung DPR maupun halaman Istana Merdeka, juga berlangsung tertib. Tidak ada sedikitpun bentrok dengan sesame pengunjuk rasa apalagi dengan pihak keamanan.
Presiden Berempati
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Presiden SBY didampingi Wapres Boediono dan sejumlah menteri pada Senin (29/4) sore telah menerima pimpinan enam Serikat Pekerja di Istana Negara, Jakarta.
Para pimpinan federasi dan konfederasi serikat pekerja yang diterima Presiden SBY di Istana Negara itu antara lain Said Iqbal (KSPI), Andi Gani Nenawea (NPBI), Mudhofir (KSBSI), Saiful Bahri (Sarbumusi), Nining Elitos (KASBI), Latif (Federasi Serikat Pekerja BUMN), dan Yoris Raweyai (KSPI).
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dalam keterangan persnya di Kantor Presiden, usai bertemu dengan Presiden di Istana Negara, Senin (29/4) petang mengatakan, Presiden memberikan kado istimewa kepada kaum buruh dalam menyambut hari buruh tahun ini dengan menjadikan 1 Mei sebagai hari libur.
“Ini kado istimewa dan insya Allah akan disampaikan pada 1 Mei mendatang di PT Maspion atau PT Unilever. Beliau (Presiden) akan memberikan kado yang sudah kami tunggu-tunggu lama sekali, yaitu akan menjadikan 1 Mei menjadi hari libur nasional pada tahun-tahun berikutnya," kata Said.
Menurut Said, Presiden SBY juga mengungkapkan rasa empatinya terhadap para buruh. "Presiden mengatakan berasal dari orang kecil, maka sudah barang tentu hati dan empatinya sama seperti yang dirasakan orang kecil dan masyarakat miskin, termasuk buruh yang tergolong dalam kaum marginal," jelas Said.
Pimpinan serikat pekerja/buruh dalam pertemuan itu  menyampaikan jangan ada penangguhan upah minimun yang tidak sesuai aturan main, yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 231 tahun 2003. Dalam kesempatan ini, ditekankan pula tentang upah guru honor. Para buruh meminta guru honor harus mendapatkan upah minimum.
Menurut Said, Presiden SBY menyambut baik usulan tersebut. Soal penangguhan pembayaran upah minimum memang ada aturannya. Tapi dengan syarat, seperrti ada audit , diketahui pekerja atau serikat pekerja, dan perusahaan bersangkutan memang rugi. "Kalau tidak ada syarat-syarat tersebut, jangan dipermudah," ujar Said.
Presiden SBY sendiri dalam kesempatan bertatap muka dan berdialog dengan sekitar 1.000 buruh/pekerja PT Maspion di Sidoarjo, Jatim, secara langsung menyampaikan keputusan pemerintah untuk menjadikan 1 Mei sebagai hari libur.
“Sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan Republik Indonesia, saya menyatakan tanggal 1 Mei sebagai Hari Libur, agar para pekerja bisa menikmati hari itu bersama keluarganya,” kata SBY.
Penetapan tanggal 1 Mei sebagai hari libur itu, menurut Presiden, diambil atas dasar sejumlah pertimbangan dan masukan dari berbagai pihak.
            Ribuan buruh dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Bekasi dan Forum Investor Bekasi (FIB) hari ini mengikuti zikir bersama sebelu berangkat ke Jakarta melakukan aksi memperingati Hari Buruh Sedunia (May Day). Menteri Agama Suryadharma Ali turut hadir dalam zikir bersama itu.
Zikir bersama ini dihelat di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi dan dihadiri ribuan buruh bersama dengan masyarakat setempat.
"Peringatan Hari Buruh Sedunia dengan cara berzikir hanya ada di Bekasi dan satu-satunya di dunia. Mudah-mudahan cita-cita buruh dapat terwujud, sebagai buruh yang profesional, buruh yang bermartabat," ungkap Suryadharma, Rabu (1/5/2013). ujarnya.
Zikir yang berlangsung sejak pukul 07.00 hingga pukul 08.30 WIB. Acara dipimpin oleh KH Muhammad Arifin Ilham dan juga dihadiri pimpinan Bupati Bekasi dan Muspida serta para ulama Bekasi.
Usai acara, sebanyak 1.000 orang sesuai berangkat menuju Jakarta untuk bergabung dengan aliansi buruh lainnya untuk berdemonstrasi di depan Istana Negara dengan cara konvoi dan dikawal oleh anggota Kepolisian.
            Dia juga berharap agar aksi demo buruh yang dilakukan tetap mengikuti peraturan dan undang-undang yang berlaku. "Melakukan aksi demo buruh boleh saja, asalkan tetap menyampaikan pemberitahuan kepada Kepolisian agar kami bisa melakukan antisipasi," ujarnya.
Dia juga mengatakan pihak kepolisian telah menyiapkan 21.000 personel untuk mengamankan jalannya peringatan Hari Buruh. "Para personel itu tidak hanya ditaruh di satu tempat demonstrasi, seperti Bundaran HI atau Istana Negara saja, tetapi juga di beberapa objek-objek vital walaupun tidak ada aksi demo disitu," jelasnya.
            Ribuan buruh dari Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) yang menggelar aksi massa pada Hari Buruh Internasional 1 Mei di Istana Negara, Rabu, menyuarakan tujuh tuntutan.
"Hari ini 1 Mei 2013, jutaan buruh untuk kesekian kalinya turun ke jalan untuk menyuarakan suara korban industrialisasi. Sebagai wujud perjuangan, kami perjuangkan tujuh tuntutan ini," kata Presiden KSBSI Mudhofir dalam orasinya.
Tujuh tuntutan tersebut, yakni pertama, perusahaan harus menjalankan jaminan kesehatan per 1 Januari 2014 serta jaminan pensiun untuk seluruh buruh per 1 Juli 2015. Massa juga menuntut revisi Perpres Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan dan revisi Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran.
Kedua, melaksanakan Permenaker No 19 Tahun 2012 tentang Kerja Kontrak (outsourching) serta tuntutan kepada Kemenakertrans agar menindak pelanggaran outsourching di BUMN. Ketiga, menolak kebijakan upah murah dan penangguhan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kota (UMK).
"Kami menolak keras upaya penangguhan oleh pengusaha karena tidak sesuai dengan persyaratan penangguhan upah minimum," katanya.
Tuntutan berikutnya, menolak kenaikan BBM, menolak RUU Kamnas dan Ormas, menjadikan 1 Mei sebagai Hari Libur Nasional, serta ketujuh menghentikan union busting dan kriminalisasi serikat buruh.
"Kami juga mendesak revisi KHL dan meniadakan UMP serta implementasi struktur dan skala upah yang bersifat wajib," katanya.
Sumber :