Hari
Buruh atau biasa disebut May Day, yang jatuh pada tanggal 1 Mei setiap tahun,
adalah sebuah gerakan politik. Gerakan politik yang disikapi berbeda di
sejumlah negara pada awalnya bertujuan sebagai kampanye memperjuangkan hari
kerja delapan jam. Ini adalah reaksi atas revolusi industri yang terjadi di
Inggris dan menyebar ke Amerika Serikat dan Kanada.
Hari Buruh di berbagai belahan
mana pun di dunia adalah gerakan politik yang dimotori kelompok sosialis dan
komunis yang menjadi tren penting pada akhir abad ke-18. Sekarang May Day
adalah hari libur panjang di China, dan negara komunis lainnya, seperti Vietnam
ataupun Korea Utara (Korut). Anehnya, Indonesia yang secara teknis adalah
negara antikomunis memberikan ”kado hari libur” pada Hari Buruh 1 Mei
mendatang. Sebelumnya, ini adalah hari kerja biasa selama Orde Baru menihilkan
sosialisme di bumi Indonesia.
Dalam perkembangannya sebagai
gerakan politik, May Day menjadi perlambang perlawanan dalam berbagai aksi,
termasuk ”Occupy Movement” di kawasan Eropa ataupun Amerika bagian utara.
Gerakan ini muncul sebagai bentuk antikapitalisme akibat krisis keuangan tahun
2008 yang menyengsarakan rakyat jelata di sejumlah negara maju.
Yang menjadi pertanyaan adalah
apakah antikapitalisme (sebagai semangat borjuasi sejak akhir abad ke-19) masih
relevan di tengah globalisasi sekarang ini?
Ketika kemajuan teknologi
komunikasi informasi mengisi keseluruhan kehidupan manusia di berbagai belahan
dunia, pergolakan tatanan di dalam masyarakat tidak bisa lagi menghindar
larinya modal investasi, pindahnya pabrik ke negara lain, dan sebagainya.
Ada beberapa faktor yang bisa
menjelaskan, dan menjadi persoalan krusial, terutama di negara-negara Asia.
Pertama, berbagai semangat antikapitalisme, termasuk Hari Buruh yang dijadikan
tanda kebangkitannya, lebih bersifat politis ketimbang solusi mendasar atas
permasalahan exploitation de l’homme par l’homme (penindasan manusia atas
manusia lain).
Kedua, buruh dalam konteks
pertumbuhan menjadi persaingan tidak hanya antarnegara, tetapi juga antarelite,
ketika nepotisme dan kronisme atas nama demokrasi berlenggang lebih kuasa dari
penegakan hukum. Ini terjadi di daratan China, Indonesia, India, dan sejumlah
negara lainnya.
Sebagian dari kita hanya
melanjutkan politik keluhan, meninggalkan masalah mendasar yang sampai sekarang
tidak pernah tersentuh. Ketika para politisi dan buruh sepakat memberikan
dukungan yang kuat bagi keterbukaan ekonomi atas nama pertumbuhan, seperti
menghadapi persoalan resesi global, tidak pernah ada kesepakatan memadai,
bahkan keinginan memberi makna pada perilaku politik yang lebih terbuka.
Ketiga, persoalan Asia dengan
dinamika ekonomi fantastis di tengah resesi global adalah terbentuknya
perangkap kelas pendapatan menengah, yang juga akan menyulitkan buruh dan
pekerja lainnya. Ini terjadi ketika rasio investasi sangat rendah, pertumbuhan
manufaktur yang melambat, terbatasnya diversifikasi industri, dan kondisi pasar
buruh yang buruk.
Ini menjadi tantangan generasi
kedua globalisasi abad ke-21 bagi kebanyakan negara Asia, melakukan berbagai
pilihan sulit menentukan harga bahan bakar, upah buruh, membubungnya harga
pasar, dan lainnya sebagai pilihan sulit mempertahankan transformasi
kelangsungan pertumbuhan ekonomi. Semua ini akan sangat bergantung pada
kualitas politik dan kepemimpinan di sejumlah negara Asia.
Masih
ingat dalam ingatan bahwa pada
Awal Oktober 2012 yang lalu, puluhan ribu
pekerja di Jabodetabek, membanjiri Jakarta; mereka membanjiri Jakarta dengan
lautan
manusia berorasi dan bernyanyi, serta berteriak. Mereka
menuntut
perubahan; perubahan dalam banyak hal yang mennyangkut hidup dan kehidupan
sehari-hari. Dan setelah itu, adakah perubahan yang berarti, sesuai
dengan tuntutan dalam aksi-aksi tersebut;!? adakah yang terdengar!? adakah
sesuatu yang merubah dan berubah, sehingga nampak serta terlihat!?
aksi-aksi pada masa itu, dan
hari-hari sebelumnya, praktis belum merubah apa-apa; buruh atau pekerja masih
seperti apa adanya, walaupun sudah ratusan atau ribuan kali melakukan demo,
aksi, orasi, dan lain sebagainya. Lihat sja, sikon buruh di sekitar anda dan
bandingkan
dengan suplemen
(di bawah), tentu
bisa menilain sampai jauh mana aksi dan orasi buruh merubah keadaan, dan sikon
itu.
Dengan demikian, pada tanggal 1
mei 2013 , ada dan terjadi aksi dan orasi buruh, dalam rangka Hari Buruh
Sedunia; yang tuntutannya antara lain gaji (pokok) yang layak (sesuai
UMR Regional) dan penghapusan sumber luar, agen tenaga kerja atau
outsourrching, mungkin saja bisa berhasil; atau bahkan sia-sia atau menjaring
angin.
Aksi dan orasi buruh pada hari
ini, 1 Mei 2013, hanya mendapat janji dari pemerintah bahwa mulai 1
Mei 2014, dan seterusnya, dinyatakan sebagai Hari Libur Resmi. Namun itu bukan
perubahan, tapi memang seharusnya. Oleh sebab itu, pada setiap aksi dan orasi
buruh, terutama di Indonesia dan negara-negara berkembang, adakah mereka
melihat, menuntut hak-haknya yang lebih esensi dari sekedar gaji dan perubahan
gaji!?
Sekali lagi, lihat suplemen, ada
hal-hal yang lebi dan sangat penting dari sekedar gaji, outsourrching,
dan hari libur resmi; hal-hal seperti itulah yang sepatutnya diperjuangkan oleh
para buruh atau pun para pekerja lainnya. Berkaitan dengan itu, maka para para
pemilik pekerjaan, pabrik, penguasa, dan pengusaha, seharusnya juga mampu merubah
atau pun melihat ke dalam hidup dan kehidupan buruh - pekerja, karena
mereka yang mempunyai andil besar pada sikon buruh yang termarginalkan.
Aksi demonstrasi kaum buruh dalam
rangka memperingati hari buruh internasional yang jatuh hari rabu tanggal 1 mei
2013 hingga sore masih berlangsung. Menuju sore hari, massa aksi demo
terakumulasi di depan istana negara. Massa demo yang sejak pagi melakukan demo
di beberapa titik di Jakarta seperti depan gedung DPR RI Senayan, kantor KPU,
Kemenakertrans, Balaikota, dan Bunderan HI, bergerak menuju satu titik yakni
depan istana. Akibatnya, massa pendemo di depan kantor presiden itu semakin
menyemut. Masing-masing kelompok massa mengisi waktunya hingga habis waktu yang
diperbolehkan berdemo yakni pukul 18.00 wib dengan mendengarkan orasi dari
mobil komando mereka. Namun seperti demo-demo hari buruh tahun sebelumnya,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak berada di istana. SBY hari ini
lebih memilih merayakan hari buruh dengan berkunjung ke Jawa Timur. Didampingi
sejumlah menteri, di Jawa Timur SBY mengunjungi pabrik PT Maspion dan PT.
Unilever Indonesia. Di depan para buruh pabrik itu, SBY menyampaikan bahwa hari
libur nasional 1 Mei mulai berlaku tahun depan
Puluhan
elemen pekerja dan buruh yang terdiri dari organisasi buruh turun ke jalan di
sejumlah titik di Jakarta, 1 Mei 2013. Dengan jumlah massa ratusan hingga
ribuan, masing-masing organisasi buruh itu melakukan aksi unjuk rasa dalam
rangka memperingati hari buruh internasional atau May Day. Beberapa
organisasi buruh yang selama ini tidak pernah absen melakukan unjuk rasa
seperti Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Federasi Serikat Pekerja
Metal Indonesia (FSPMI), Serikat Pekerja Nasional (SPN), dan Federasi Serikat
Buruh Indonesia (FSBI) menurunkan jumlah massa yang cukup banyak. Puluhan ribu
massa buruh diperkirakan akan memenuhi beberapa titik di Jakarta seperti depan
gedung DPR, Bunderan HI, dan Istana Negara. Pada siang hari menuju sore hari,
massa buruh akan terkonsentrasi di depan istana. Beberapa elemen menuju istana
dengan berjalan kaki dari Bunderan HI menyusuri Jl. Jenderal Sudirman dan MH
Thamrin. Umumnya para buruh yang turun ke jalan kali ini tetap menuntut
beberapa tuntutan seperti meningkatan kesejahteraan bagi kaum buruh, kepastian
jaminan sosial dan penghapusan sistem outsourching atau sistem kerja
kontrak yang dinilai oleh para buruh sangat merugikan pihak pekerja. Untuk
pengamanan di depan istana negara yang merupakan titik temu aksi demonstrasi
hari ini, sedikitnya 1.400 persenil keamanan diturunkan yang terdiri dari unsur
Kepolisian dan TNI. Sebagian besar personel kemanan itu bersiaga di kawasan
Monumen Nasional (Monas).
Demonstrasi
dalam rangka memperingati hari buruh internasional 1 Mei (may day) berlangsung
meriah. Puluhan ribu massa para pekerja “menguasai” area mulai dari bundaran
Hotel Indonesia, sepanjang jalan MH Thamrin hingga Istana Negara. Di saat
ribuan massa dari berbagai elemen diantaranya Forum Solidaritas Pekerja Metal Indonesia
(FSPMI) melakukan aksi di depan Istana Negara, ribuan buruh dari berbagai
elemen lainnya diantaranya Aliansi Buruh Menggugat (ABM) long march
dari bundaran Hotel Indonesia (HI) menuju Istana. Padahal pada saat yang
bersamaan, sekitar seribuan massa pekerja juga masih melakukan aksi di bundarab
HI. Massa tersebut sebagian mendengarkan orasi, sebagian lagi yang lainnya
berkonvoi sambil mengitari air mancur HI dengan berkendaraan motor. Secara
keseluruhan aksi memperingati hari buruh sedunia kali ini berlangsung lancar.
Bahkan tidak kurang Mabes Polri yang disampaikan Kadiv Humas Mabes Polri Komjen
Pol Edward Aritonang menyampaikan terimakasih kepada para buruh atas lancarnya
pelaksanaan aksi yang kebetulan kersamaan dengan dimulainya sensus penduduk.
Meski begitu, beberapa kericuhan sempat terjadi. Untuk itu Polisi mengamankan
sejumlah pendemo. Dua pelaku yang diamankan di Mabes Polri berinisial UP dan
KS. 2 orang yang ditahan polisi diduga sebagai provokator. 2 orang yang
diamankan di Istana bukan berasal dari serikat pekerja. Kita masih kembangkan,
seperti ada yang memukul petugas. Dua orang yang ditahan itu karena ikut
melakukan pemukulan terhadap anggota Polisi, belakangan kemudian diketahui
bukan anggota dari massa buruh. Sedang seorang lainnya yang diketahui dari
Kapak, ditahan karena mengeluarkan kata-kata yang dianggap menghina orang lain.
Kerugian
akibat demonstrasi besar-besaran oleh para buruh di Jakarta ditaksir mencapai
angka miliaran rupiah. Hal itu dikatakan Kepala Kamar Dagang dan Industri
(Kadin) DKI Jakarta Eddy Kuntadi saat dihubungi wartawan, Rabu (1/5/2013)
petang. Eddy menyampaikan, berdasarkan pengalaman dari demonstrasi di Hari
Buruh Sedunia atau May Day, para pelaku industri selalu mengalami kerugian
dengan total mencapai ratusan miliar. Tak terkecuali untuk hari ini. Meski
belum menghitung secara rinci, ia memprediksi jumlah kerugiannya akan berada di
kisaran yang sama.
"Kerugian akibat demo pasti
ada, terutama daerah industri yang semua buruhnya berdemo. Cukup besar,
kira-kira ratusan miliar rupiah," kata Eddy.
Ia menegaskan, kerugian akibat
demonstrasi buruh selalu berulang di setiap tahun. Pemicu utamanya adalah roda
produksi yang terpaksa berhenti karena buruh turun ke jalan. Selain itu,
lumpuhnya lalu lintas di beberapa ruas jalan Ibu Kota juga ikut memberi dampak
tak langsung terhadap transportasi pendukung industri. "Kerugian dihitung
materiil dan imateriil," ujarnya. Sejak Rabu pagi, ratusan ribu buruh
bergerak menuju pusat Kota Jakarta. Unjuk rasa memperingati May Day selalu
digelar setiap tahun. Sasaran demonstrasi adalah Gedung DPR-MPR, Bundaran Hotel
Indonesia, Istana Negara, kantor-kantor kementerian, dan lainnya.
Beberapa hal yang menjadi
tuntutan buruh adalah penerapan upah minimum provinsi 2013, penolakan kenaikan
harga bahan bakar minyak bersubsidi, penghapusan sistem outsourcing,
penolakan upah murah, dan penyelenggaraan jaminan sosial.
Selain diwarnai aksi copet, aksi
buruh memperingati May Day di Surabaya, Rabu (1/5/2013), juga diwarnai aksi adu
jotos antarsesama elemen buruh. Sembilan orang diamankan dalam kerusuhan itu.
Kerusuhan terjadi saat Rieke
Dyah Pitaloka tengah berorasi di depan Gedung Negara Grahadi. Bahkan politisi
PDI-P ini sempat menahan orasinya karena massa yang terlibat bentrok semakin
meluas. Dua elemen buruh yang terlibat bentrok adalah Konfederasi Serikat
Nasional (KSN) dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).
Pantauan Kompas.com,
kerusuhan bermula saat massa FSPMI coba menerobos barisan KSN dan barisan massa
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Mariono, salah satu buruh dari
elemen FSPMI, saat ditanya soal pemicu kerusuhan tidak dapat menjelaskan secara
rinci.
''Biasa, Mas, karena semua buruh
di sini dalam kondisi panas, hatinya juga panas,'' katanya.
Sementara itu, sembilan orang
yang diamankan kini masih terus diperiksa oleh polisi di salah satu ruang di
kompleks Gedung Negara Grahadi Surabaya. Tidak hanya diperiksa, mereka juga
dites urine untuk mengetahui apakah mereka menggunakan narkoba saat unjuk rasa
atau tidak.
Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono memberi kado istimewa kepada para buruh pada peringatan hari buruh 1
Mei tahun ini. Mulai tahun depan, 1 mei akan jadi hari libur nasional
.
Melongok kalender 2014, tanggal 1 Mei pada tahun depan bisa jadi terasa
istimewa bagi sebagian orang karena jatuh pada hari Kamis. Artinya, hari Jumat
menjadi "harpitnas" alias hari
kejepit nasional. Ada potensi
libur empat hari: Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Biasanya, masyarakat menggunakan hari-hari
kejepit sebagai libur
panjang akhir pekan. Jika Anda hendak merencanakan libur panjang, 1 Mei tahun
depan bisa jadi salah satu waktu pilihan.
Sebelumnya, rencana menjadikan 1 Mei sebagai libur nasional disampaikan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika bertemu para pimpinan konfederasi dan
serikat pekerja di Istana Negara, Jakarta, Senin.
Organisasi pekerja yang hadir di antaranya
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Konfederasi Aliansi Serikat Buruh
Indonesia, Serikat Pekerja BUMN, dan Konfederasi Majelis Pekerja Buruh
Indonesia.
"Beliau akan berikan kado
istimewa yang sudah kami tunggu-tunggu lama sekali, akan jadikan 1 Mei sebagai
hari libur nasional pada tahun-tahun berikutnya," kata Presiden KSPI Said
Iqbal.
Perayaan Hari Buruh Sedunia
diwarnai unjuk rasa di sejumlah titik di Jakarta. Namun, perayaan kali ini
ternyata tak seramai tahun lalu. Pada Rabu (1/5/2013) siang, arus lalu lintas
tol dalam kota yang biasanya selalu padat hari ini tampak lancar. Berdasarkan
pantauan Kompas.com pada pukul 14.00, arus tol dalam kota dari arah
Pancoran hingga di depan Kompleks Parlemen, Jakarta, lengang. Pada peringatan
Hari Buruh Sedunia 2012, arus tol dalam kota menuju Grogol tertutup akibat
diblokade buruh.
Saat ini, buruh yang berdemo di
depan Kompleks Parlemen tersisa sekitar 100 orang. Sementara lainnya sudah
bergerak menuju Mahkamah Konstitusi. Bisa jadi, unjuk rasa hari buruh di DPR
tahun ini tak seramai tahun lalu karena Parlemen tengah memasuki masa reses.
Lengangnya lalu lintas di ruas utama jalanan Jakarta juga terasa hingga masuk
ke tol Bandara Soekarno-Hatta. Tidak terlihat antrean kendaraan di ruas jalan
tersebut.
Jarak dari Pancoran menuju
Bandara Soekarno-Hatta yang biasa ditempuh dalam waktu sekitar satu jam pun
hanya memakan waktu 30 menit. Arus lalu lintas sebaliknya dari arah Grogol
menuju Pancoran juga tampak lengang. Tak ayal, lengangnya kondisi tol dalam
kota kali ini membuat sopir bus yang biasa mengangkut penumpang ke Bandara
Soekarno-Hatta bersyukur.
"Aman. Lancar, tidak ada
hambatan. Syukurlah," tukas Asep.
Selama di perjalanan, Asep tak
henti-hentinya menelepon rekannya sesama sopir bus untuk menanyakan kondisi
arus lalu lintas di sekitar bandara dan di depan DPR. Dua titik itu selama ini
memang menjadi titik macet akibat luapan massa buruh.
"Kalau sudah buruh,
biasanya mereka suka tutup jalan. Habislah sudah kalau itu. Yang sekarang
sepertinya lebih tertib. Demo, sih, enggak apa-apa asal jangan tutup jalan
saja," kata sang sopir, menjawab pertanyaan para penumpang yang cukup
khawatir dengan kondisi jalan selama unjuk rasa berlangsung.
Aksi
unjuk rasa para buruh di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara,
tiba-tiba berubah menjadi panggung hiburan. Para buruh bernyanyi serta berjoget
bersama untuk membangkitkan kembali semangat mereka sejak turun ke jalan pagi
pada hari rabu (1/5/2013).
Orator menghentikan sejenak
orasi-orasi yang mereka sampaikan sejak kedatangannya ke Istana. Mereka
kemudian memutar lagu-lagu hits, seperti Gangnam Style dan Andeca-andeci.
Sebagian buruh yang sudah beristirahat dan duduk-duduk langsung berdiri dan
berjoget bersama.
Selang beberapa saat, lagu-lagu
rakyat ciptaan musisi kondang Iwan Fals membahana di depan Istana. Tanpa
disuruh, buruh pun turut menyanyikan lagu tersebut dengan lantang dan penuh
penghayatan. Mereka lalu mengepalkan tangan mereka dan mengangkatnya
tinggi-tinggi.
Suasana semakin mencair ketika
ada saling balas pantun yang dilontarkan oleh buruh. Gelak tawa pun terpancar
dari wajah mereka. Pada saat itu, bendera-bendera yang mereka bawa kembali
berkibaran. Sementara itu, petugas keamanan yang tadinya terlihat serius
memantau kondisi mulai menggerakan kakinya mengikuti iringi musik.
Unjuk
rasa peringatan Hari Buruh Sedunia, Rabu (1/5/2013), di Batam, Kepulauan Riau,
diwarnai isu soal Pemilu 2014. Buruh menyinggung soal mengutus wakil ke
parlemen.
Buruh kecewa dengan parlemen
saat ini. Sebab, anggota legislatif dinilai tidak bisa membawa aspirasi buruh.
"Mereka sibuk dengan urusan sendiri-sendiri. Kepentingan buruh tidak
diperhatikan," ujar Syaiful Badri, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
(SPSI) Batam.
Karena itu, buruh harus
mendorong wakil mereka masuk parlemen. Calon anggota legislatif dari kalangan
buruh diyakini akan lebih bisa membawa aspirasi buruh. "Jangan pilih
anggota DPR yang sekarang. Mereka sudah gagal membawa mandat buruh. Semua
aspirasi buruh harus diusahakan sendiri oleh buruh," ujarnya.
Syaiful mengajak buruh
menyeleksi calon anggota legislatif yang berasal dari kalangan buruh. Mereka
yang terbukti memperjuangan buruh layak dipilih.
Pelaksanaan
demo memperingati Hari Buruh se Dunia yang dilaksanakan secara serentak di
tanah air, Rabu (1/5), yang secara umum berlangsung tertib, aman dan damai
mendapatkan apresiasi dari Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam.
“Saya mengucapkan terima kasih
kepada buruh yang merayakan 1 Mei dengan unjuk rasa yang berjalan lancar dan
tertib,” kata Seskab Dipo Alam di Jakarta, Rabu (2/5) malam.
Seskab juga mengucapkan terima
kasih kepada Polri yang memfasilitasi gerakan hari buruh itu dengan baik dan
tanggung jawab, sehingga unjuk rasa itu berjalan sesuai dengan komunikasi yang
konstruktif dua hari sebelum hari buruh ketika ketua-ketua serikat pekerja
bertemu silaturahim dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden
Boediono, dan sejumlah menteri di Istana Negara.
Bahkan Seskab Dipo Alam menilai
bahwa acara silaturahim Presiden dengan Serikat Pekerja sangat bagus,
komunikatif dan konstruktif. Jauh berbeda dibanding dengan format ketika
Presiden menerima pimpinan lintas-agama beberapa tahun lalu di istana
Negara.
“Pimpinan serikat pekerja jauh
lebih santun, lebih membahas permasalahan buruh dengan jujur, dan nampak mau
berkomunikasi dengan baik untuk kepentingan bersama. Lain dengan pimpinan
lintas agama yang pernah datang meminta audiensi ke Presiden. Tetapi setelah
diterima Presiden mereka menuduh langsung bahwa Presiden sebagai “pembohong”
yang dinyatakan dalam deklarasinya, dsbnya,” ungkap Seskab Dipo Alam.
Pernyataan Seskab Dipo Alam itu
disampaikan menanggapi pelaksanaan unjuk rasa buruh yang berlangsung lancar,
tertib, aman dan damai, Rabu (1/5) kemarin. Ratusan ribu buruh yang bergerak di
Jakarta misalnya, termasuk yang melakukan aksinya di depan Gedung DPR maupun
halaman Istana Merdeka, juga berlangsung tertib. Tidak ada sedikitpun bentrok
dengan sesame pengunjuk rasa apalagi dengan pihak keamanan.
Presiden Berempati
Sebagaimana diberitakan
sebelumnya, Presiden SBY didampingi Wapres Boediono dan sejumlah menteri pada
Senin (29/4) sore telah menerima pimpinan enam Serikat Pekerja di Istana
Negara, Jakarta.
Para pimpinan federasi dan
konfederasi serikat pekerja yang diterima Presiden SBY di Istana Negara itu
antara lain Said Iqbal (KSPI), Andi Gani Nenawea (NPBI), Mudhofir (KSBSI),
Saiful Bahri (Sarbumusi), Nining Elitos (KASBI), Latif (Federasi Serikat
Pekerja BUMN), dan Yoris Raweyai (KSPI).
Presiden Konfederasi Serikat
Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dalam keterangan persnya di Kantor
Presiden, usai bertemu dengan Presiden di Istana Negara, Senin (29/4) petang
mengatakan, Presiden memberikan kado istimewa kepada kaum buruh dalam menyambut
hari buruh tahun ini dengan menjadikan 1 Mei sebagai hari libur.
“Ini kado istimewa dan insya
Allah akan disampaikan pada 1 Mei mendatang di PT Maspion atau PT Unilever.
Beliau (Presiden) akan memberikan kado yang sudah kami tunggu-tunggu lama
sekali, yaitu akan menjadikan 1 Mei menjadi hari libur nasional pada
tahun-tahun berikutnya," kata Said.
Menurut Said, Presiden SBY juga
mengungkapkan rasa empatinya terhadap para buruh. "Presiden mengatakan
berasal dari orang kecil, maka sudah barang tentu hati dan empatinya sama
seperti yang dirasakan orang kecil dan masyarakat miskin, termasuk buruh yang
tergolong dalam kaum marginal," jelas Said.
Pimpinan serikat pekerja/buruh
dalam pertemuan itu menyampaikan jangan ada penangguhan upah minimun yang
tidak sesuai aturan main, yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 231 tahun
2003. Dalam kesempatan ini, ditekankan pula tentang upah guru honor. Para buruh
meminta guru honor harus mendapatkan upah minimum.
Menurut Said, Presiden SBY
menyambut baik usulan tersebut. Soal penangguhan pembayaran upah minimum memang
ada aturannya. Tapi dengan syarat, seperrti ada audit , diketahui pekerja atau
serikat pekerja, dan perusahaan bersangkutan memang rugi. "Kalau tidak ada
syarat-syarat tersebut, jangan dipermudah," ujar Said.
Presiden SBY sendiri dalam
kesempatan bertatap muka dan berdialog dengan sekitar 1.000 buruh/pekerja PT
Maspion di Sidoarjo, Jatim, secara langsung menyampaikan keputusan pemerintah
untuk menjadikan 1 Mei sebagai hari libur.
“Sebagai Kepala Negara dan
Kepala Pemerintahan Republik Indonesia, saya menyatakan tanggal 1 Mei sebagai
Hari Libur, agar para pekerja bisa menikmati hari itu bersama keluarganya,”
kata SBY.
Penetapan tanggal 1 Mei sebagai
hari libur itu, menurut Presiden, diambil atas dasar sejumlah pertimbangan dan
masukan dari berbagai pihak.
Ribuan buruh dari Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia (SPSI) Bekasi dan Forum Investor Bekasi (FIB) hari ini mengikuti
zikir bersama sebelu berangkat ke Jakarta melakukan aksi memperingati Hari
Buruh Sedunia (May Day). Menteri Agama Suryadharma Ali turut hadir dalam zikir
bersama itu.
Zikir bersama ini dihelat di
Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi dan dihadiri ribuan buruh bersama
dengan masyarakat setempat.
"Peringatan Hari Buruh
Sedunia dengan cara berzikir hanya ada di Bekasi dan satu-satunya di dunia.
Mudah-mudahan cita-cita buruh dapat terwujud, sebagai buruh yang profesional,
buruh yang bermartabat," ungkap Suryadharma, Rabu (1/5/2013). ujarnya.
Zikir yang berlangsung sejak
pukul 07.00 hingga pukul 08.30 WIB. Acara dipimpin oleh KH Muhammad Arifin
Ilham dan juga dihadiri pimpinan Bupati Bekasi dan Muspida serta para ulama
Bekasi.
Usai acara, sebanyak 1.000 orang
sesuai berangkat menuju Jakarta untuk bergabung dengan aliansi buruh lainnya
untuk berdemonstrasi di depan Istana Negara dengan cara konvoi dan dikawal oleh
anggota Kepolisian.
Dia
juga berharap agar aksi demo buruh yang dilakukan tetap mengikuti peraturan dan
undang-undang yang berlaku. "Melakukan aksi demo buruh boleh saja, asalkan
tetap menyampaikan pemberitahuan kepada Kepolisian agar kami bisa melakukan
antisipasi," ujarnya.
Dia juga mengatakan pihak kepolisian telah menyiapkan 21.000 personel untuk
mengamankan jalannya peringatan Hari Buruh. "Para personel itu tidak hanya
ditaruh di satu tempat demonstrasi, seperti Bundaran HI atau Istana Negara
saja, tetapi juga di beberapa objek-objek vital walaupun tidak ada aksi demo
disitu," jelasnya.
Ribuan buruh dari
Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) yang menggelar aksi massa
pada Hari Buruh Internasional 1 Mei di Istana Negara, Rabu, menyuarakan tujuh
tuntutan.
"Hari ini 1 Mei 2013,
jutaan buruh untuk kesekian kalinya turun ke jalan untuk menyuarakan suara
korban industrialisasi. Sebagai wujud perjuangan, kami perjuangkan tujuh
tuntutan ini," kata Presiden KSBSI Mudhofir dalam orasinya.
Tujuh tuntutan tersebut, yakni
pertama, perusahaan harus menjalankan jaminan kesehatan per 1 Januari 2014
serta jaminan pensiun untuk seluruh buruh per 1 Juli 2015. Massa juga menuntut
revisi Perpres Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan dan revisi
Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran.
Kedua, melaksanakan Permenaker
No 19 Tahun 2012 tentang Kerja Kontrak (outsourching) serta tuntutan kepada
Kemenakertrans agar menindak pelanggaran outsourching di BUMN. Ketiga, menolak
kebijakan upah murah dan penangguhan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah
Minimum Kota (UMK).
"Kami menolak keras upaya
penangguhan oleh pengusaha karena tidak sesuai dengan persyaratan penangguhan
upah minimum," katanya.
Tuntutan berikutnya, menolak
kenaikan BBM, menolak RUU Kamnas dan Ormas, menjadikan 1 Mei sebagai Hari Libur
Nasional, serta ketujuh menghentikan union busting dan kriminalisasi serikat
buruh.
"Kami juga mendesak revisi
KHL dan meniadakan UMP serta implementasi struktur dan skala upah yang bersifat
wajib," katanya.
Sumber
: