Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan sejumlah
langkah ekonomi yang dilakukan Indonesia untuk bertahan dan menghindari
imbas krisis ekonomi global yang dilakukan sejak 2008 hingga saat ini
membuahkan apresiasi dari kalangan negara-negara G-20. Apresiasi itu
dibuktikan dengan memasukkan Indonesia menjadi salah satu dari enam
negara yang ekonominya dipandang baik dalam draft rencana aksi KTT G-20
di Cannes 2011.
"Ada empat chapter (bab-red) dalam rencana aksi ini yang memotret
perekonomian kita," kata Presiden dalam paparan posisi dan pandangan
Indonesia dalam menyikapi sejumlah isu di KTT G-20 di Cannes, Rabu siang
waktu setempat atau rabu petang waktu Jakarta.
Dalam bab pertama, disampaikan bahwa Indonesia, Australia, Kanada,
Jerman, China dan Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan
kondisi finansial yang kuat saat ini. Pada bab lainnya, masih kata
Presiden, Indonesia bersama Korea Selatan memiliki peran yang signifikan
untuk ikut mendorong terjadinya keseimbangan global.
"Menjadi frame work G-20 sejak pertemuan di London bahwa masyarakat
dunia harus bersatu untuk menciptakan keseimbangan global. Indonesia
dianggap memiliki peran penting untuk bisa memberikan kontribusi pada
ekonomi dunia yang lebih baik. Pada bab yang sama kita juga dicatat
memiliki infrastruktur yang kuat dan mendorong investasi," kata
Presiden.
Pada bab lainnya, kata Presiden, Indonesia digolongkan sebagai negara
yang memiliki prospek infrastruktur investasi yang baik bersama India
dan Afrika Selatan. Dan dalam bagian lain di draft action plan itu,
Indonesia dianggap memiliki kebijakan yang tepat dengan kebijakan
pengurangan subsidi namun mensubtitusinya dengan jaminan perlindungan
sosial.
"India dan Indonesia dianggap memiliki kebijakan untuk mengurangi
subsidi yang tidak tepat sasaran dalam jangka menengah ditata ulang dan
sumber keuangan diarahkan untuk membantu kaum miskin secara tepat," kata
Presiden.
Dengan apresiasi dalam draft tersebut, Presiden mengatakan itu
menunjukkan bahwa langkah ekonomi yang diambil oleh Indonesia sudah
tepat dan memberikan kontribusi kepada penanganan krisis ekonomi global.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo usai memberikan
keterangan pers bersama sejumlah menteri setelah rapat terbatas yang
dilangsungkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cannes, Selasa (2/11)
malam waktu setempat mengatakan pembahasan tersebut tepat dan merupakan
tantangan bagi Eropa untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut.
"Saya rasa tepat ya negara besar ketemu untuk membahas masalah Yunani,
tapi ya untuk membuat sembuh ekonomi mesti meminum pil pahit ya, itu
yang saya harapkan ..rasanya tantangan besar bagi Eropa," kata Agus.
Agus menilai mungkin pembahasan krisis Eropa ini akan mengambil porsi
cukup besar dalam KTT G-20 kali ini namun bukan berarti isu-isu lain
terutama yang berhubungan dengan kawasan lain yang tidak mengalami
krisis akan diabaikan.
"Akan banyak sekali, diantara semua sesi ada dua sesi pertama itu
tentang global ekonomi, jadi akan banyak bicara disitu, tapi setelah itu
kan ada isu tentang energi, pangan, anti korupsi, finansial inclusion,
tapi saya rasa global ekonomi (akan dibahas banyak-red)," paparnya.
Menkeu enggan berandai-andai jika kemelut antara negara Uni Eropa dan
Yunani terkait keinginan Yunani untuk melakukan referendum sebelum
menerima paket bantuan tidak menemukan titik temu, Agus hanya mengatakan
semua pihak melihat dan menunggu perkembangan yang terjadi.
Sementara itu Wakil Menkeu Mahendra Siregar mengatakan semua pihak
realistis dengan kondisi yang terjadi dan mengharapkan proses
penyelesaian dapat terus berlangsung.
"Kalau saya cukup realistis bahwa ini kan proses penyesuaian yang harus
diatasi terus ya. Saya pikir kita lihat bagaimana pendekatan di internal
Euro Zone mengatasi ini dan kita pada gilirannya langsung atau tidak
melalui tugas dan kontribusi kita masing-masing di kawasan dan
nasional," paparnya.(Ant/BEY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar