Kamis, 03 November 2011

BI: Perekonomian Indonesia Menuju Kestabilan



<a href='http://openx2.tempointeraktif.com/www/delivery/ck.php?n=a6f00733&cb=' target='_blank'><img src='http://openx2.tempointeraktif.com/www/delivery/avw.php?zoneid=400&cb=&n=a6f00733' border='0' alt='' /></a>
TEMPO Interaktif, Jakarta -- Pengelolaan makro ekonomi Indonesia sudah dalam jalur yang benar dan menuju kestabilan. Hal itu, misalnya, terlihat dari catatan tren inflasi yang cenderung menurun dan stabil.

"Indikator kalau stabilitas ekonomi makro jika sudah mencapai long run inflation yang menurun," kata Peneliti Ekonomi Utama pada Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Darsono pada diskusi "Mengukur Kekuatan Indonesia Menghadapi Krisis Global" yang diadakan Froum Wartawan Keuangan dan Moneter bersama Bank Negara Indonesia di Jakarta, Kamis, 3 November 2011.

Kestabilan yang dicapai sudah dirintis dalam waktu jangka panjang. Darsono lalu menggambarkan besaran inflasi Indonesia sejak sebelum krisis 1998 hingga sekarang memang terus menurun. "Kalau sebelum 1998, rata-rata inflasi sekitar 9-10 persen. Sekarang, inflasi asal tidak sampai double digit," kata dia.

Pasca krisis hingga 2004, inflasi sudah mulai menurun sekitar 7-8 persen. Pada 2004-2006, inflasi hanya sekitar 6-7 persen.
"Sekarang, secara fundamental, inflasi rata-rata 4-5 persen," kata Darsono.

Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan, Edy Putra Irawady mengatakan kondisi inflasi yang rendah, baik untuk perekonomian Indonesia. "Sebab, daya beli kuat dan bisa mengamankan pasar domestik yang potensinya besar," kata dia. Apalagi dalam kondisi perekonomian global yang masih lemah sehingga pasar ekspor terganggu.

Untuk meningkatkan konsumsi dalam negeri, kata dia, harus didorong dengan optimalisasi pemanfaatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar