Kamis, 03 November 2011

sby berkomentar

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan sejumlah langkah ekonomi yang dilakukan Indonesia untuk bertahan dan menghindari imbas krisis ekonomi global yang dilakukan sejak 2008 hingga saat ini membuahkan apresiasi dari kalangan negara-negara G-20. Apresiasi itu dibuktikan dengan memasukkan Indonesia menjadi salah satu dari enam negara yang ekonominya dipandang baik dalam draft rencana aksi KTT G-20 di Cannes 2011.

"Ada empat chapter (bab-red) dalam rencana aksi ini yang memotret perekonomian kita," kata Presiden dalam paparan posisi dan pandangan Indonesia dalam menyikapi sejumlah isu di KTT G-20 di Cannes, Rabu siang waktu setempat atau rabu petang waktu Jakarta.

Dalam bab pertama, disampaikan bahwa Indonesia, Australia, Kanada, Jerman, China dan Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan kondisi finansial yang kuat saat ini. Pada bab lainnya, masih kata Presiden, Indonesia bersama Korea Selatan memiliki peran yang signifikan untuk ikut mendorong terjadinya keseimbangan global.

"Menjadi frame work G-20 sejak pertemuan di London bahwa masyarakat dunia harus bersatu untuk menciptakan keseimbangan global. Indonesia dianggap memiliki peran penting untuk bisa memberikan kontribusi pada ekonomi dunia yang lebih baik. Pada bab yang sama kita juga dicatat memiliki infrastruktur yang kuat dan mendorong investasi," kata Presiden.

Pada bab lainnya, kata Presiden, Indonesia digolongkan sebagai negara yang memiliki prospek infrastruktur investasi yang baik bersama India dan Afrika Selatan. Dan dalam bagian lain di draft action plan itu, Indonesia dianggap memiliki kebijakan yang tepat dengan kebijakan pengurangan subsidi namun mensubtitusinya dengan jaminan perlindungan sosial.

"India dan Indonesia dianggap memiliki kebijakan untuk mengurangi subsidi yang tidak tepat sasaran dalam jangka menengah ditata ulang dan sumber keuangan diarahkan untuk membantu kaum miskin secara tepat," kata Presiden.

Dengan apresiasi dalam draft tersebut, Presiden mengatakan itu menunjukkan bahwa langkah ekonomi yang diambil oleh Indonesia sudah tepat dan memberikan kontribusi kepada penanganan krisis ekonomi global.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo usai memberikan keterangan pers bersama sejumlah menteri setelah rapat terbatas yang dilangsungkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cannes, Selasa (2/11) malam waktu setempat mengatakan pembahasan tersebut tepat dan merupakan tantangan bagi Eropa untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut.

"Saya rasa tepat ya negara besar ketemu untuk membahas masalah Yunani, tapi ya untuk membuat sembuh ekonomi mesti meminum pil pahit ya, itu yang saya harapkan ..rasanya tantangan besar bagi Eropa," kata Agus.

Agus menilai mungkin pembahasan krisis Eropa ini akan mengambil porsi cukup besar dalam KTT G-20 kali ini namun bukan berarti isu-isu lain terutama yang berhubungan dengan kawasan lain yang tidak mengalami krisis akan diabaikan.

"Akan banyak sekali, diantara semua sesi ada dua sesi pertama itu tentang global ekonomi, jadi akan banyak bicara disitu, tapi setelah itu kan ada isu tentang energi, pangan, anti korupsi, finansial inclusion, tapi saya rasa global ekonomi (akan dibahas banyak-red)," paparnya.

Menkeu enggan berandai-andai jika kemelut antara negara Uni Eropa dan Yunani terkait keinginan Yunani untuk melakukan referendum sebelum menerima paket bantuan tidak menemukan titik temu, Agus hanya mengatakan semua pihak melihat dan menunggu perkembangan yang terjadi.

Sementara itu Wakil Menkeu Mahendra Siregar mengatakan semua pihak realistis dengan kondisi yang terjadi dan mengharapkan proses penyelesaian dapat terus berlangsung.

"Kalau saya cukup realistis bahwa ini kan proses penyesuaian yang harus diatasi terus ya. Saya pikir kita lihat bagaimana pendekatan di internal Euro Zone mengatasi ini dan kita pada gilirannya langsung atau tidak melalui tugas dan kontribusi kita masing-masing di kawasan dan nasional," paparnya.(Ant/BEY)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar