Senin, 08 November 2010

LAJU INLASI SULSEL 2010 DIPREDIKSI NAIK

LAJU INFLASI  SULSEL 2010 DIPREDIKSI NAIK

Inflasi Sulawesi Selatan di penghujung 2010 di perkirakan melebihi posisi inflasi tahun sebelumnya yang berada di level 3,29 persen, akibat kenaikan tarif dasar listrik baik industri maupun rumah tangga.

Koordinator Kantor Bank Indonesia Wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua Lambok Antonius Siahaan di Makassar, Jumat, mengatakan rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) bagi pelanggan industri dan rumah tangga akan memicu kenaikan harga bahan pokok kebutuhan masyarakat.


"Hal ini sudah terlihat dari data BPS yang menunjukkan tren inflasi Sulsel sepanjang Januari hingga Mei telah berada di level 1,06 persen," ucapnya dikutip dari AntaraNews.

Kemungkinan adanya lonjakan inflasi Sulsel di tahun ini cukup besar terlihat, jika melihat dari posisi indeks harga konsumen (IHK) Sulsel yang menunjukkan tren peningkatan memasuki semester pertama tahun ini.

"Memang kami belum bisa menentukan berapa besar peningkatan laju inflasi Sulsel, tetapi tren peningkatannya dibanding tahun sebelumnya potensinya cukup besar," ujarnya.

Pemimpin Bank Indonesia di Makassar ini menilai rencana kenaikan TDL sebesar 10 - 15 persen pada Juli 2010 akan menjadi pendorong utama peningkatan laju inflasi di Sulsel sepanjang 2010, belum lagi bulan suci Ramadhan akan mulai masuk pada Agustus nanti.

Namun, Bank Indonesia akan berkoordinasi dalam waktu dekat ini dengan Pemerintah Provinsi Sulsel untuk merumuskan langkah-langkah untuk mengendalikan laju inflasi melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang telah dibentuk Bank Indonesia Makassar dan Pemprov Sulsel.

"Tim ini nantinya yang akan bertugas memantau pendistribusian kebutuhan pokok ke masyarakat, jangan sampai terjadi kelangkaan kebutuhan masyarakat di pasaran," ucapnya.

Data BPS Sulsel sebelumnya menyebutkan indeks harga konsumen di Sulsel pada Mei 2010 mengalami kenaikan 0,61 persen dan kenaikan itu memberikan andil yang besar terhadap posisi inflasi Sulsel selama Januari hingga Mei 2010.

Kepala BPS Sulsel, Bambang Suprijanto mengungkapkan data hingga April 2010 laju inflasi daerah ini selama Januari - April 2010 dilaporkan mencapai 0,47 persen, berdasarkan hasil survei terakhir menunjukkan IHK di Sulsel pada April 2010 dilaporkan turun sekitar 0,60 persen dibanding IHK Maret 2010 yang mencapai 120,10 persen.

"Sementara IHK tahunan pada April 2010 terjadi peningkatan sebesar 3,28 persen dibanding April 2009," urainya.

BPS Sulsel mengaku, target inflasi tahun ini sebesar tiga persen mampu tercapai, indikatornya terlihat dari deflasi yang terjadi di Sulsel pada April 2010 minus 0,50 persen yang dipengaruhi turunnya harga sejumlah komoditi terutama bahan makanan, makanan jadi, minuman, sandang, dan kelompok transportasi.

Dari sisi pertumbuhan ekonomi Sulsel hingga Mei 2010 BPS Sulsel memprediksi masih berada diatas 7 persen, salah satu faktor pendorong meningkatnya pertumbuhan ekonomi Sulsel tahun ini yakni telah teratasinya krisis listrik.

Tahun lalu, terbatasnya daya listrik diakui memang telah menghambat kinerja sejumlah sektor jasa maupun perdagangan yang cukup menentukan pertumbuhan ekonomi, meskipun Pemprov Sulsel telah berupaya menjaga pertumbuhan ekonomi diatas rata-rata nasional.

Selain listrik, normalnya kondisi cuaca diharapkan mampu mendukung pertumbuhan sektor pertanian dan perkebunan di kisaran 6 - 7 persen, sehingga kedua sektor itu mampu tumbuh dengan baik dan akan menyeret membaiknya sektor lain seperti dunia industri dan jasa.

Berdasarkan pantauan BPS Sulsel pada triwulan pertama 2010 posisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulsel tumbuh 18,87 persen, hanya saja data ini diakui masih belum pasti menyusul kurang akuratnya data ekspor nikel yang diberikan perusahaan tambang asing PT. Inco, Tbk yang beroperasi di Sulawesi Selatan. (ds)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar